Pt 13 Unitas

Pt 13 Unitas

Rabu, 27 September 2017

Contoh Laporan Farm Experience

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir ”Farm Experience” dimana laporan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan nilai pada mata kuliah Farm Experience dan mata kuliah wajib di semester7. Shalawat beserta salam penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahilliyah ke alam berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Sari Gando Hidayati, S.Pt. M.P selaku Ketua Jurusan Peternakan
2.      Ibu Devi Dianti, S.Pt. M.P selaku dosen pembimbing Farm Experience
3.      Pimpinan CV. Andalas Farm
4.      Pimpinan CV. Putra Jaya Farm
5.      Seluruh pihak yang telah membantu selama kegiatan Farm Experience yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat nantinya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan waktu.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Padang, Januari 2017


Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     TujuanKegiatan.................................................................................. 3
C.     ManfaatKegiatan............................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.    Ternak  Sapi Potong......................................................................... 5
B.     Ternak Unggas................................................................................. 16
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Unit Ternak Sapi Potong.................................................................. 29
B.     Unit Ternak Unggas......................................................................... 33
BAB IV. PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................... 35
B.     Saran................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


I. PENDAHULUAN

A.              Latar Belakang
Pada Program Studi Peternakan Universitas Taman Siswa, pengalaman praktek kerja lapangan atau disebut juga dengan Farm Experience sejak awal merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa dan merupakan bagian dari kurikulum yang pada saat ini perlu dilakukan peningkatan, dalam rangka menunjang kemampuan profesi dalam  menghadapi tantangan dan persaingan dunia kerja. Pelaksanaan Farm Experience terbagi menjadi 2 kelompok yaitu Unit Ternak Ruminansia dan Ternak Unggas
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani serta peningkatan pendapatan secara langsung mengakibatkat meningkatnya permintaan akan hasil-hasil peternakan sehingga menjadikan usaha peternakan sebagai salah satu usaha yang menjanjikan untuk mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik.  Seliruh hasil peternakan seperti produksi daging, tenaga, air susu, kulit, tulang, tanduk dan feses yang semuanya mempunyai nilai ekonomis. Meningkatnya kebutuhan manusia akan protein hewani, khususnya berasal dari unggas, menyebabkan usaha ayam broiler berkembang dangan pesat di masyarakat. Sampai saat ini usaha peternakan ayam masih yang paling cepat dan efisien untuk menghasilkan bahan pangan hewani yang bergizi. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan ayam broiler lebih cepat dibanding komoditas ternak lainnya, serta penggunaan lahan yang tidak terlalu luas.Ternak ruminansia merupakan salah satu jenis ternak yang mampu memberikan kontribusi besar untuk kesejahteraan manusia melalui produksi air susu, daging dan hasil ikutannya. Dalam produksi ternak, secara garis besar dibedakan atas produksi ternak komersial dan produksi ternak bibit.Sejauh ini penggemukan masih dilakukan secara sederhana oleh beberapa kelompok tani ternak.Minimnya minat untuk menggembangkan usaha penggemukan menjadi persoalan tersendiri pada usaha ini.
Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi dunia peternakan. Tanpa manajemen pakan yang baik, niscaya ternak ruminansia maupun ternak unggas yang dipelihara akan merana, karena makanan yang diberikan ke ternak tidak dapat tersedia secara tetap. Selain dari pemberian pakan yang baik dan berkualitas, bidang peternakan akan berkembang dengan baik apabila didukung oleh bibit ternak yang berasal dari bibit unggul serta manajemen pemeliharaan yang baik dan tepat. Apabila salah satu faktor tersebut terabaikan maka dapat mengakibatkan turunnya daya produktivitas dan kualitas ternak tersebut.
Sebagai calon sarjana peternakan mahasiswa dituntut harus mempunyai kemampuan dalam bidang peternakan untuk peningkatan sektor di bidang peternakan.Mahasiswa tidak hanya dibekali oleh ilmu pengetahuan berdasarkan teori saja.Keterampilan dalam pengembangan peternakan menjadi tanggung jawab tersendiri bagi mahasiswa.Oleh sebab itu, selain teori mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan yang dinamakan dengan farm experience di fakultas peternakan dengan lokasi disesuaikan pada mahasiswa masing-masing.

B.         Tujuan Kegiatan
Kegiatan Farm ini bertujuan untuk :
1.      Agar mahasiswa terbiasa dalam dunia kerja, baik bekerja dalam ruangan ataupun ruangan.
2.      Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa tentang praktek kerja lapangan diberbagai bidang peternakan agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk menunjang keahliannya
3.      Untuk lebih memahami cara pengelolaan suatu usaha peternakan yang lebih intensif.
4.      Agar mahasiswa mempunyai pengalaman dan penguasaan praktis tentang pengelolaan usaha ternak.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara manajemen pemeliharaan ternak potong.
6.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara manajemen pemeliharaan ternak ungags.
7.      Mendapatkan ilmu yang praktis dilapangan seperti mendapatkan cara pengobatan tradisional, menghilangkan anggapan bahwa teori tidak selalu singkron dengan praktek, serta melatih kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal untuk masa depan.
8.      Untuk menerapkan dan menambah ilmu pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.


C.         Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan Farm ini adalah :
1.      Memberikan pengalaman dan kerja yang nyata dengan mengikuti cara perawatan suatu usaha peternakan.
2.      Mahasiswa akan memiliki pengalaman dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan penanganan ternak
3.      Mahasiswa bisa mempraktekkan ilmu yang telah mereka dapat secara teori di bangku perkuliahan.
4.      Mahasiswa dapat lebih memahami cara pengelolaan suatu usaha peternakan yang lebih intensif dengan berpedoman pada ilmu yg didapatkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A.         Ternak  Sapi Potong
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil daging.Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri umum sapi potong adalah tubuh besar, badan simetris (berbentuk segi  empat/balok), kualitas daging maksimum, laju pertumbuhan cepat serta efisiensi pakan tinggi.
Usaha penggemukan sapi akhir-akhir ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat maupun daerah yang mengusahakan penggemukan sapi.Dewasa ini usaha penggemukan sapi sudah menyebar ke beberapa daerah di luar Jawa, seperti Aceh, Lampung, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT.
Penggemukan sapi dapat dilakukan secara perseorangan hingga skala usaha yang besar, namun ada pula yang mengembangkan usahanya dalam bentuk kelompok dalam kandang yang berkelompok pula (Siregar, 2006).
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong
1.      Sapi-sapi yang termasuk dalam golongan sapi potong diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia  hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos javanicus, meskipun sapi bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos.Sapi bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami perubahan kecil dibandingkan dengan leluhur liarnya (Banteng). Warna sapi betina dan anak atau muda biasanya coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha (pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah (white stocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas. (Hardjosubroto dan Astuti, 1993)
b.      Sapi Peranakan Ongole (PO)
Pada tahun 1930-an, pemerintah Hindia-Belanda dengan kebijakan di bidang pertenakan yang disebut ongolisasi mengawinsilangkan sapi SO dengan sapi Jawa, untuk memperbaiki ukuran dan bobot badan sehingga lahirlah sapi peranakan ongole (PO).Sapi peranakan ongole memiliki bulu berwarna putih atau kelabu, bentuk kepala pendek melengkung, telinga panjang menggantung, dan perut agak besar. Pada sapi PO jantan, kadang dijumpai bercak-bercak berwarna hitam pada lututnya, mata besar  terang, dan dilingkari kulit berjarak sekitar 1 cm dari mata berwarna hitam.
Ciri khas yang membedakan sapi PO dengan sapi-sapi  lainnya adalah ponok di atas gumba, kaki panjang berurat kuat, serta ada gelambir menggelantung dari bawah kepala, leher sampai perut. Saat dewasa, jantan PO bisa mencapai bobot sekira 600 Kg dan yang betina rata-rata 450 Kg. Pertambahan bobot sapi PO berkisar antara 0,4 - 0,8Kg/hari.
c.       Sapi Brahman.
Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India, termasuk dalam Bos Indicus, yang kemudian diekspor ke seluruh dunia.Jenis yang utama aalah Kankrej (Guzerat), Nelore, Gir, dan Ongole.Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk besar dan gelambir yang memanjang berlipat-lipat dari kepala ke dada.Memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, daya tahan terhadap panas juga lebih baik dari sapi.
d.      Ternak Sapi Pesisir
Sapi Pesisir merupakan salah satu ruumpun sapi lokal Indonesiayang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Sumatera Barat, dan telah ditetapkan melalui keputusan Mentri Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011. Sapi pesisir mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh sapi bangsa lainnya dan merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya.

2.      Sistem Pemeliharaan.
Pemeliharaan persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai memelihara ternaksapi potong adalah membersihkan kandang dengan desinfeksi.Demikian juga dalam penggunaan alat harus memenuhi baik faktor higienis, keamanan ternak maupun efisiensi (Anonima, 2012). Induk yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi, membutuhkan makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan vitamin. Induk bunting harus dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak bunting dan pejantan.
1. Pemeliharaan Secara Ekstensif 
Pemeliharaan sapi secara ekstensif biasanya terdapat di daerah-daerah yang mempunyai padang rumput yang luas, seperti di Nusa tenggara, Sulawesi selatan, dan Aceh. Sepanjang hari sapi digembalakan di padang penggembalaan, sedangkan pada malam hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu yang diberi pagar, disebut kandang terbuka.
2. Pemeliharaan Secara Intensif
Pemeliharaan secara intensif yaitu ternak dipelihara secara terus menerus di dalam kandang sampai saat dipanen sehingga kandang mutlak harus ada.Seluruh kebutuhan sapi disuplai oleh peternak, termasuk pakan dan minum. Aktivitas lain seperti memandikan sapi juga dilakukan serta sanitasi dalam kandang. 
3.Pemeliharaan Secara Semi Intensif
Pemeliharaan sapi secara semi intensif merupakan perpaduan antara kedua cara pemeliharaan secara ekstensif. Jadi, pada pemeliharaan sapi secara semi intensif ini harus ada kandang dan tempat penggembalaan dimana sapi digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari.
3.      Perkandangan.
1) Syarat Kandang 
Kandang  merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha peternakan, terutama dalam penggemukan ternak potong. Bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman.Bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap gangguan dari luar yang merugikan, baik dari sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin kencang.Selain itu, kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam melakukan kegiatannya, baik dari segi ekonomi maupun segi kemudahan dalam pelayanan.Kandang berfungsi sebagai lokasi tempat pemberian pakan dan minum.
2)KontruksiKandang 
Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan- yang ekonomis dan mudah diperoleh.Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan Iimbah yang mudah dibersihkan.Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akanmelukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam (Wello, 2011).
3)Tinggi Kandang 
Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai) hendaknya dibangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah pegunungan.Hal ini dimaksudkan agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk (Wello, 2011).
4)Kerangka Kandang 
Terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada.Pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan tujuan usaha (Wello, 2011).
5)Lantai Kandang 
Lantai kandang sebagai batas bangunan kandang bagian bawah, atau tempat berpijak dan berbaring bagi sapi pada sepanjang waktu, maka pembuatan lantai kandang harus benar-benar memenuhi syarat : rata, tidak licin, tidak mudah menjadi lembab, tahan injakan, atau awet (Wello, 2011).
6)Tempat Pakan dan Air Minum 
Bagian kandang yang juga harus diperhatikan adalah tempat pakan dan air minum. Tempat/bak pakan dapat dibuat dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm dan dalamnya 30 cm untuk setiap ekor dewasa. Tempat pakan diperlukan untuk efisiensi dan efektifitas pakan yang diberikan. Biaya pakan akan membengkak jika pakan yang diberikan tidak habis dimakan ternak tetapi hanya berserakan didalam maupun luar kandang. 
4.      Tata Laksana Pengendalian Penyakit.
Penyakit merupakan hal yang sangat merugikan dalam usaha ternak sapi potong, oleh karena itu usaha pencegahan dan pengendalian penyakit sangat diperlukan agar sapi yang dipelihara tetap sehat.Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit pada sapi perah dan sapi potong serta cara pengobatan dan pencegahannya.
a.      Penyakit Anthrax
Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia.Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis.Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan dan air minum.Selain melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan atau luka pada sapi.Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini.Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan, apalagi saat musim panas.Penyakit ini bisa menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada manusia.Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya manusia tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya.Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).

Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut :
1. Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk
2. Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
3. Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam(pada lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
4. Nafas tersengah – sengah
5. Pembengkakan pada bagian bawah perut
6. Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak 
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
1.      Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
2.      Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
3.      Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
4.      Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
5.      Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin
6.      Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya. 
b.      Penyakit Kuku Busuk
Seperti namanya, penyakit kuku busuk berkembang di bagian kuku sapi.Sering disebut      sebagai penyakit Foot Rot (Pembusukan kaki/kuku).Kuman fusiformis masuk ke dalam celah kuku sapi dan berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin lama jika berada di dalam kuku sapi.Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana kuku sapi terluka akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya kuman masuk dan berkembang pesat. Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang menjadi penyakit yang melumpuhkan sel - sel di telapak kaki sapi hingga sapi tidak
dapat berjalan.
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kuku Busuk pada sapi :
1.      Celah kuku dan tumit terlihat membengkak
2.      Keluar cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku
3.      Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut
4.      Sapi terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan 
Pencegahan dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :
1.       Jaga kebersihan kandang sehingga bakteri dan kuman sulit berkembang
2.      Sering periksa kebersihan kuku sapi
3.      Jika sudah terserang, segera rendam kaki yang terserang dengan larutan formalin sebanyak 10%
4.      Untuk pengobatan dengan suntik, usahakan kaki sapi tetap kering dan disuntikkan larutan sulfat beserta antibiotik sesuai saran dokter hewan
c.       Penyakit Kembung Perut (Bloat)
Penyakit kembung perut disebabkan oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyakit kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik.Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia.Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung.Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak.Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang.Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat.Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput - rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan dan berikan presentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada sapi:
1.      Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar
2.      Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
3.      Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh
4.      Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati 
Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
1.      Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari
2.      Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan
3.      Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain
4.      Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung
5.      Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
6.      Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat

B.              Ternak Unggas
Deskripsi Umum Ayam Broiler
            Broiler adalah ayam jantan atau betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan berat tertentu mempunyai pertumbuhan yang cepat, mempunyai dada yang lebar, timbunan lemak yang baik atau ayam muda berumur 4-6 miggu mempunyai pertumbuhan yang cepat ikwal daging baik dan empuk serta berat badan berkisar 1,5 – 2,5 kg.
1.  Tahap persiapan kandang
a. Pencucian kandang
           Kandang di cuci dengan detergen dan di bilas dengan air sampai bersih dan kemudian kandang di semprot dengan formalin( 10 %). Kemudian lantai kandang dikapur atau proses pengapuran kandang. Gunakan 10 kg kapur hidup dan 20 kg amonium sulfat pada permukaan lantai seluas 100 meter 2. Tebarkan secara merata kelantai kandang lalu semprot dengan 100 liter air pada permukaannya.Setelah kandang bersih, tutup tirai kandang dengan semprot kandang dengan formalin 10 %.Masukkan liter yang sudah di desinfeksi (dosis 10 % formalin) dan sebar merata ke seluruh bagian kandang.Liter yang di gunakan adalah serutan kayu 3 -5 kg/m2 dan ketebalan 5 – 8 cm.
b. Pencucian peralatan kandang
Cuci peralatan kandang dengan detren hingga bersih. Bilas dengan air desinfektan ( ucarsan, bromoquad atau lodosept) kemudian di keringkan dan di simpan di tempat yang bersih.
c.Pemasangan tirai
          Pasang tirai luar dan tengah dan semprot kembali dengan farmalin (merata kebagian atas sekam dan ruang kandang) dengan dosis 10 liter/ 90 liter air, kemudian pasang sekat dan masukkan peralatan yang telah bersih ( tempat minum dan feeder tray) serta pasang pemanas  (lampu). Tiga hari sebelum DOC masuk semprot kembali dengan formalin.
2.  Periode Brooding
a. Manajemen Brooding
Terdapat dua sistem dasar yang di terapkan untuk brooder pada broiler:
v  Spot (induk buatan setempat/ pemanasan setempat) di perlukan lingkaran atau sekat pelindung anak ayam dengan tinggi 45 -50 cm untuk melindungi anak ayam dari aliran udara dingin, serta anak ayam tetap dekat dengan pemanas, pakan dan minum. Tempat 60 ekor anak ayam permeter2 pada hari pertama dan lebarkan area secara bertahap. Untuk 500 ekor anak ayam gunakan brooder berbentuk lingkaran dengan diameter 3,25 m.

v  Wole house brooding (induk buatan menyeluruh atau pemanasan seluruh kandang). Kandang dapat di panaskan dengan sistim  pamanas lansung dan tidak lansung. Sistim pemanas tidak lansung biasanya menggunakan gas atau minyak tanah dan menyemburkan udara panas kedalam kandang pada satu titik. Penambahan kipas pada sistim di dalam kandang dapat di gunakan untuk meningkatkan kwalitas udara dan temperature.
b. Tujuan Brooding
Untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi anak ayam, untuk pertumbuhan optimal.
c. Manajemen Penerimaan DOC
Harus ada komunikasi  yang baik antara hatchery, marceting DOC dan customer  untuk menentukan jadwal waktu pengiriman. Sebelum DOC masuk pakan dan air minum harus sudah tersedia.Pada kasus pengiriman jarak jauh, sebelum ayam tiba di farm tambahkan larutan elektrolit pada air yang didistribusikan pertama kali untuk mencegah dihidrasi dan larutan gula 1%. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat DOC datang :
Ø  Cek kondisi mobil pengangkut DOC meliputi: segel, kondisi kipas, surat jalan, dan cek sampel    DOC 10% dengan ditunggu dan disaksikan oleh supir pengirim
Ø  Cek sampel dengan memperhatikan: jumlah  DOC, DOC yang mati serta kondisi umum DOC (lincah, diam atau cacat)
Ø  Setelah DOC di cek, harus segera di sebarke brooder masing-masing yang telah di siapkan.
Ø  Kesehatan dan kualitas anak ayam
Perhatikan  anak  ayam secara intensif selama 24 jam pertama untuk memastikan bahwa anak ayam tersebut cukup nyaman berada di brooder. Perhatikan tingkah laku anak ayam dan pastikan kalau semua anak ayam dapat dengan mudah menjangkau pakan dan air minum. Catat parameter performen dan tetapkan target sehingga pelaksanaan manajemen yang tepat menjadi maksimal.
Penyebab utama kematian di minggu pertama adalah:
·         Temperatur brooding terlalu tinggi atau rendah
·         Kurangnya distribusi air dan tempat minum akan membuat ayam mengalami kesulitan dalam mendapatkan air minum pada 24 jam pertama.
d. Manajemen Tirai
Pemasangan tirai harus sesuai kebutuhan.Buka dan tutup tirai tergantung temperatur di dlm kandang.Cara buka tirai dengan jalan dari atas kebawah hal ini untuk mencegah agar ayam tidak terkena angin langsung. Tirai samping terbuka (bagian atas 0,2 – 0,3 m (dengan melihat kondisi lingkungan. Penambahan tirai bagian dalam dianjurkan terutama jika udara dingin.Jika anak ayam mulai panting di umur 2 -3 hari, maka buka tirai bagian tengah.
3.  Sistem Pemberian Pakan Dan Minum
a. Pemberian Pakan
1. Tempat pakan (feeder space) untuk anak ayam
0 – 2   hari  1feeder tray diameter 35 cm per 50 ekor ayam, 3 – 5   hari  tambahan feeder tray dan pan feeder, 6 – 14 hari  tambah 1pan fedeer setiap 50 ekor anak ayam
Ø  tempat pakan mulai umur 3 hari dengan pan feeder dan setiap pelebaran di tambah (lihat kondisi ayam)
Ø  feedertray pada umur 6 hari mula di keluarkan pada umur 9 hari semua sudah menggunakan feeder tube.
Ø  Umur 12 hari feeder tube sudah mulai diggantungkan pada 14 hari feder tube  sudah di gantungkan semua lihat kondisi ayam.
Ø  Bibit feder pan atau feeder tube harus sedikit lebih rendah dari pada tembolok ayam jika ayam berdiri tegak.
b. Pemberian Air Minum
1. Ketinggian tempat air minum untuk Broiler
Tempat air minum harus di cek ketingiannya setiap hari dan disesuaikan agar tepi tempat air minum sejajar dengan punggung ayam sejak hari ke 18 dan seterusnya.Ketinggian niplle disesuaikan secara sentral menggunakan kerekan sehingga ayam dapat minum dengan mendongakkan kepalanya 45 erjat terhadap nipple.
2. Level air minum
Ketinggian air minum sebaiknya 0,6 cm dibawah tutup tempat minum sampai dengan 7-10 hari dan harus ada air di dasar tempat minum dengan ketinggian 0,6 cm sejak hari ke 10 dan selanjutnya. Pengeluaran air dari nipple minimal 80ml permenit dengan tekanan 30-40 cm water colum.
3. Kualitas air minum
Kualitas air sangat penting karena ayam minum 1,6-2 kali dari jumlah pakan yang di konsumsinya. Lakukan analisis terhadap air minum 2 kali setahun untuk memastikan bahwa air minum tersebut mengandung mineral atau bahan organic dalam jumlah yang dapat diterima.
4. Konsumsi air minum
Pada temperatur normal, konsumsi air minum ayam adalah 1,6 – 2,0 kali dari konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya digunakan sebagai pedoman sehingga penyimpangan konsumsi air yang  berkaitan dengan kualitas pakan,temperature atau kesehatan ayam dapat segera diketahui dan diperbaiki. 
4. Program Pencahayaan
a. Kegiatan Pencahayaan
Pencahayaan  berfungsi untuk memaksimalkan  berat badan harian, pencahayaan dalam kandang harus merata ke seluruh bagian kandang. Secara umum broiler tumbuh pada 23 jam penyinaran tiap hari. Penelitian telah membuktikan bahwa penyinaran kurang dari 23 jam dapat memberikan keuntungan. Untuk anak ayam diberikan  cahaya terang sebesar 20 lux. Setelah 1 mingu intensitas cahaya dikurangi secara bertahap menjadi 5 – 10 lux.
5. Intensitas Cahaya
a. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan secara trdisional hanya ada 1  sistem yaitu pencahayaan secara terus menerus,yang telah diterapkan oleh peternak broiler. Hal ini dilaksanakan untuk memaksimalkan pertambahan berat badan harian.Periode gelap yang singkat digunakan agar ayam erbiasa dengan kegelapan kandang pada saat litrik padam.Intensitas cahaya sebaiknya diturukan secara bertahap semenjak dari hari ke 7 dari 20 lux menjadi 10 lux.Oleh karena itu intensitas cahaya harus merata keseluruh kandang.



6. Seleksi Ayam
a. Pelaksanaan Seleksi
Pelaksanaan seleksi ayam sebaiknya dilakukan semenjak peerimaan DOC dan dapat dilakukan saat vaksinasi. Ayam yang diseleksi meliputi:
Ø    Ayam yang dehidrasi
Ø    Pantat atau pusarnya basah
Ø    Ayam yang kerdil,lemah atau cacat
Ayam hasil seleksi ini ditempatkan dalam brooder tertentu, berikan pemanas,vitamin,pakan dan minum yang cukup.
7. Stres Panas
Stress akibat panas dapat menurunkan performans ayam. Kisaran temperatur netral untuk ayam menurun dari > 30 derajat C (86derajat F) pada waktu menetas sampai sekitar 24 derajar C (75 derajat F) pada umur 4 minggu.Respon alami ayam dalam menghadapi sters panas adalah mengurangi konsumsi pakan sebagai upaya untuk menurunkan produksi panas tubuhnya. Peningkatan konsumsi pakan selama stress panas  yang akan dapat meningkatkan tingkat kematian,sehngga untuk mencegah hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a.       Ayam dipuasakan
Interval puasa lebih dari 6 – 8 jam sebelum terjadinya awal stress panas, kemudian terjadi lagi stress panas selama 6 jam sehingga puasanya menjadi 12 jam masih dapat ditolelir.
b.       Pemberian vitamin dan elektrolit sangat di anjurkan. Vitamin  diberikan 6 jam sebelum stress panas terjadi.
8.  Ventilasi
Pergerakan udara dapat meningkatkan pengeluaran panas dalam kandang dengan caa konduksi da evaporasi. Evektivitas pergerakan udara dalam andang tergantung kepada umur ayam dan  sirkulasi yang ditempatkan untuk meningkatkankecepatan angin sesuai dengan level yang dibutuhkan oleh ayam.Cara menciptakan pergerakan udara dalam kandang dapat dibagi menjadi 2 tipe:
Ø  Kipas sirkulasi untuk kandang tipe terbuka
Ø  Ventilasi system tunnel untuk kandang tertutup
Kipas dengan ukuran  36” dan berkapasitas 10.000 cm dapat menimbulkan pergerakan udara dalam area seluas 5X15 m. ventilasi tunnel merupakan metode terbaik untuk menjaga agar ayam tetap dingin di musim panas,tetapi hal ini hanya efektif jika di desain dan diatur secara benar. Ventilsi tunnel bertujuan agar panas di dalam kandang dapat keluar dari kandang dengan menggunakan kecepatan angin dalam kandang sebesar 400-500 ft/menit.Pergantian udara terjadi satu kali tiap satu menit atau kurang.Efek wind-chill yang disebabkan oleh udara yang berkecepatan tinggi dapat menurunkan temperature efektif sebesar 10-120F.
9.  Biosekuriti
        1.  Pencegahan penyebaran penyakit melalui manusia
Membatasi orang dan kendaraan yang masuk ke lokasi kandang.Masuk ke lokasi kandang harus di semprot dengan desinfentan. Siapkan celup kaki dan celup tangan di kandang (air an desinfektan). Lakukan juga penyemprotan terhadap kendaraan yang keluar masuk kandang.
        2. Pencegahan penyakit melalui ayam                             
Segera keluarkan ayam yang mati dari dalam kandang setiap hari. Jika ada ayam yang menunjukan gejala  sakit segera isolasi ke kandang isolasi.
        3. Pencegahan penyakit melalui peralatan
System all-in all-out akan membantu pencegahan penyebaran penyakit dari ayam tua ke ayam muda .peternak harus membiasakan pembersihan dan desinfeksi kandang serta peralatan kandang untuk mengurangi mikroorganisme pathogen hingga level minimum.
        4. Pencegahan penyakit melalui vector
Vector penyebab penyakit seperti rodensia,burung liar,serangga,parasit internal dan eksternal harus diberantas.
10.  Vaksinasi
Perhatikan penyakit-penyakit yang  paling banyak menimbulkan masalah pada musim-musim yang berbeda dalam satu tahun. Hitung secara periodic dan kuantitatif penyakit-penyakit yang menyerang ayam.Gunakan vaksin dengan frekuensi minimal pada pemeliharan broiler dan evaluasi programnya secara teratur.
a.       Reaksi vaksinasi
Vaksinasi
reaksi setelah
Infectious
5 – 7 hari
Newcastle disease
5 – 7 hari

    b.  Penyesuaian program vaksinasi
Vaksinasi yang tepat dan benar dapat mencegah penyakit. Untuk menghindari terjadinya reaksi post vaksinasi pada saluran pernapasan yang keras ataupun komplikasi yang kuat setelah pelaksanaan vaksinasi,maka kita harus mengetahui penyebab terjadinya reaksi pasca vaksinasi yang kuat tersebut,yakni antara lain:
Ø  Kesalahan teknik vaksinasi
Ø  Rendahnya antibody dari induk (maternal antibody)
Ø  Salah dalam memilih strain vaksin
Ø  Terlalu banyak dilakukan vaksinasi
11. Ransum
Ransum adalah makanan yang terdiri dari satu atau lebih bahan-bahan makanan yang diberikan kepada ayam untuk kebutuhan sehari semalam.  Sedangkan bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan hewan dalam bentuk yang dapat dicerna seluruhnya atau sebagian dari padanya dengan tidak mengganggu kesehatan hewan yang bersangkutan
12. Penyakit
Selama pemeliharaan berlangsung mulai kondisi ayam petelur dalam keadaan baik dan sehat. Penyakit yang sering menyerang ayam adalah sebagai berikut:
1. Penyakit dari protozoa
Ø  Coccidiosis
Disebabkan oleh jasad renik bernama Coccidium, yang menyerang alat pencernaan, usus halus, dan usus buntu. Penularannya lewat makanan,carrier, alat makan dan minum. Gejalanya anak ayam lesu, bulu kasar dan sayap menggantung, mata sering dipejamkan, tak suka makan, ayam dewasa pucat, kurus, nafsu makan kurang, produksi merosot.Pencegahan dengan sanitasi, serta memisahkan ayam-ayam yang sakit, serta memberikan obat anti coccidiosisi seperti Noxal, TM 10, Dodecal, dll. Pengobatan dengan pemberian Tetra chlorine capsule ke mulut, menyuntikkan Sulfa Strong.
2. Disebabkan oleh bakteri
Ø  Pullorum (berak kapur)
Disebabkan oleh bakteri Salmonella Pullorum, melalui carrier, kontak langsung, alat kandang.Gejalanya ayam mencret, berlendir bercampur putih, lesu, haus, merasa kedinginan, mata tertutup, sayap terkulai.  Pencegahan dengan sanitasi yang baik, memisahkan ayam yang sakit.  Pengobatan dengan Noxal, Sul-Q-Nox,  Sulfa Strong Injeksi.
3. Disebabkan oleh virus
Ø  ND (New Castle Disease)
Penyakit ini disebut juga dengan tetelo, menyerang sistem pernafasan dimana jadi cepat dan sulut, badan lemah, suhu badan naik.Pada bentuk velogenik kematian bisa mencapai 100%, mesogenik 50%.Pengobatannya belum ada, satu-satunya jalan ialah pencegahan dengan melakukan vaksinasi yang ketat. 
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.         Unit TernakSapi Potong
1.      Waktu dan Tempat Farm Experience
Pelaksanaan kegiatan Farm Experience unit Sapi Penggemukan dilaksanakan pada tanggal 19 September –13 Oktober2016 di CV.Andalas Jl.Kampung Kalawi no 106 RT 001/ RW 006 Kel.Lubuk Lintah Kec.Kuranji.
2.      Sejarah Berdirinya CV.Andalas Farm
CV.Andalas Farm berawal dari usaha sampingan yang dilakukan orang tua dari Bapak Ikhsan Mubarak dari tahun 1990 bermodalkan 2 ekor sapi saja, namun pada tahun 2000 mengalami kebangkrutan. Tahun 2002 dimulai kembali usaha ternak skala kecil dengan jumlah sapi sekitar 5 ekor saja hingga tahun 2005. Bapak Ikhsan Mubarak lulus dari Fakultas Peternakan Unand tahun 2005 langsung mengambil alih usaha peternakan yang dirintis orang tua beliau untuk dikelola lebih serius. Bentuk keseriusan dalam usaha peternakan maka didirikan CV.Andalas Farm pada tahun 2012.Dengan bermodalkan pinjaman Bank usaha yang dikembangkan sebagai jual beli sapi qurban mulai berkembang pesat hingga jumlah sapi sebanyak 150 ekor pada saat hari raya qurban dan pada hari biasa hanya memelihara sekitar 5-10 ekor sapi saja.
3.      Bibit
Jumlah ternak yang dipelihara adalah 11 Ekor 2 anak, 2 pejantan dan 7Induk.
Jenis ternak yang dipelihara yaitu sapi 6 ekor sapi Simental, 3 ekor sapi Brahman, dan sapi 2 ekor sapi Limosin.
4.      Pakan
Pemberian konsentrat sebanyak 3kg untuk sapi dewasa dan 1,5 – 2 kg untuk sapi muda yang diberikan 1 jam sebelum pemberian hijauan dengan frekuensi pemberiannya dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.Konsentrat terdiri dari sagu,ampas tahu, ampas tempe, dan molases. Perbandingan konsetrat sagu : ampas tahu : ampas tempe yaitu 2:1:1. Hijauan (rumput gajah/rumput lapangan / batang jagung) diberikan siang dan sore hari.
5.      Tatalaksana
Pembersihan kandang dilakukan setiap pagi dan sore menggunakan sekop, gerobak, dan sapu lidi.
6.      Penyakit
Kasus penyakit yang didapat
1.      Caplak
Caplak sapi adalah jenis caplak berkulit keras yang dianggap paling penting dalam dunia pertenakan sapi.Karena telah mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi peternakan sapi.Dalam keadaan tidak menghisap darah caplak ini berukuran hanya sebesar biji mentimun dan berwarna coklat.Alat penghisap terletak di ujung yang berfungsi untuk menempel dan menghisap darah.Caplak sapi betina dapat mengembang 10-12 kali dari ukuran aslinya sesudah menghisap darah.
Caplak sapi terkenal sebagai caplak satu induk yang berarti larva, nimfa, dapat di jumpai pada satu induk semang. Setelah kenyang menghisap darah akan menjatuhkan diri dari induk semang untuk bertelur. Telurnya sejumlah 3000-5000 butir yang di keluarkan sedikit demi sedikit setiap harinya. Dalam keadaan kelembaban tinggi dan suhu yang memadai telur akan menetas dalam waktu sekitar 14 hari. Larva yang berkaki 3 pasang segera naik ke daun-daun rumput untuk menunggu kesempatan menempel pada induk semang.Bila tidak cepat mendapat induk semang yang baru larva dapat menahan lapar untuk berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan. Setelah berhasil mendapatkan induk semang dan menghisap darahnya, larva akan melepaskan diri dari induk semang untuk berganti kulit menjadi nimfa. Proses ini di ulangi lagi oleh nimfa untuk menjadi dewasa.
Akibat dari serangan caplak sapi, sapi mendapat banyak gangguan.Gangguan yang paling ringan berupa rasa gatal pada kulit yang menyebabkan sapi terus menggosok-gosok badanya sehingga dapat menimbulkan luka pada kulit. Serangan caplak dalam jumlah banyak dapat menyebabkan sapi menderita anemia, sehingga produksi daging ataupun susu akan terganggu. Lebih para lagi caplak sapi juga menyebarkan penyakit protozoa pada induk semangnya seperti Babesia bigemina.
Pada sapi-sapi yang terawat baik, ganguan caplak sapi segera dapt diatasi.Pada industri peternakan besar.Cara-cara yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan caplak sapi adalah dengan penyemprotan, merendam badan sapi dalam larutan insektisida dan melarang ternak di gembalakan untuk beberapa waktuagar terhindar dari bahaya infestasi baru di lapangan.
7.      Pemasaran
Pemasaran sapi di peternakan CV.Andalas Farm lebih banyak dilakukan saat menjelang lebaran Idul Adha yang membutuhkan banyak pasokan sapi qurban. CV.Andalas Farm menjadi pemasok no 2 terbesar se- Kota Padang ssebagai pemasok sapi qurban setelah CV.Nusa Fauna di Kec.Lubuk Kilangan. Selain itu pada hari-hari biasanya CV.Andalas Farm juga bekerjasama dengan tukang potong hewan yang ada di wilayah terdekat kandang sebagai pemasok sapi potong.
B.         Unit Ternak Unggas
1.      Waktu dan Tempat Farm Experience
Pelaksanaan kegiatan Farm Experience unit ternak unggas (Ayam)dilaksanakan dari tanggal 14 November – 3 Desember 2016 di CV. Putra Jaya Farm Jl. Lintas Sumatera, Kec.Koto Baru, Kab.Dharmasraya
2.      Sejarah Berdirinya CV.Putra Jaya Farm
CV.Putra Jaya Farm telah berdiri sejak Oktober 2012 didirikan oleh Bapak Jacky Aulia dan telah bermitra dengan beberapa perusahaan besar dibidang peternakan seperti PT.King Abadi Payakumbuh kemudian beralih pada PT.Keong Mas Adi Satwa. Namun, karena terjadinya hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam kerja sama maka terjadi pergantian dalam kerjasama perusahaan dan saat ini CV.Putra Jaya Farm bekerjasama dengan PT.Super Unggas Jaya.
3.      Bibit
Jumlah ternak ±9500 ekor ayam broiler dari PT.Super Unggas Jaya.
4.      Pakan
Pakan yang diberikan sudah ditentukan oleh PT. CJ Feed Medan yang bekerjasama dengan pihak CV.Putra Jaya Farm.Komposisi dari pakan yang diberikan yaitu jagung, dedak, gluten jagung, polard, tepung ikan, tepung daging dan tulang, bungkil kedelai, bungkil biji-bijian, minyak, calcium fosfat, methionin, lysine, vitamin dam mineral.
5.      Tatalaksana
Pemberian minum ( dicampur dengan Vitamin/Jamu ) ternak ayam.
Pencucian tempat minum ( setiap hari ).
Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu pagi 07.00 wib dan sore hari 16.00 wib dan air minum diberikan secara adlibitum.
6.      Penyakit
Untuk pencegahan penyakit terjadi di kandang vaksin yang diberikan berupa vaksin Newcastle disease (ND) dan Avian influenza (AI) pada usia berkisar 4 – 6 hari yang dilakukan oleh petugas dari perusahaan.
7.      Pemasaran
Pemasaran hasil produksi ternak sepenuhnya diberikan kepada PT.Super Unggas Jaya yang bermitra dengan pihak CV.Putra Jaya Farm sesuai dengan kontrak yang telah dibuat sebelum proses pemasukan ternak DOC setiap periodenya. 
IV. PENUTUP
A.           Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan Farm Experience di CV. Andalas Farm dan CV. Putra Jaya Farm adalah pemberian pakan seharusnya di berikan secara yang teratur dan disiplin serta kebersihan kandang sangat mempengaruhi produktivitas serta kenyaman dari ternak - ternak tersebut.Kebesihan kandang adalah hal yang terpenting dalam manajemen pemeliharaan,  karena di sana bisa kita lihat hasil dari ternak selama kita memeliharanya. Agar dapat menjaga kesehatan ternak, Lokasi kandang harus strategis dan jauh dari pemukiman penduduk.
Untuk menghasilkan produk peternakan dengan kualitas yang baik, diperlukan sinergisme dari semua aspek pendukungnya.Aspek-aspek tersebut adalah aspek bibit, pakan, obat-obatan, vaksin, peralatan kandang dan manajemen yang baik. Oleh sebab itu, maka perlumeningkatkan kualitas dari setiap aspek pendukung keberhasilan peternakan untuk memperoleh hasil yang optimal.
B.          Saran
Setelah melakukan Farm Experience maka dapat disarankan bahwa :
1.   Sebaiknya lebih memperhatikan kondisi kandang sehingga layak digunakan untuk beternak.
2. Ditingkatkannya manajemen pemeliharaan ternaksehingga produktivitas ternak dapat ditingkatkan.
3. Ditingkatkannya manajemen kesehatan ternak sehingga ternak yang sakit dapat diselamatkan.
4.    Selalu tersedia pakan untuk ternak setiap hari dan dipastikan ketersediaanya sebelum pakan habis total.

 DAFTAR PUSTAKA
AAK. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. 1983.
Anonim. Perusahaan Buli Berdikari. http://buliberdikari2009.com/. 2009. Diakses pada tanggal 20 april 2016.
Anonimus. 2004. Pengembangan Sistem Manajemen Breeding Sapi Bali. Laporan Akhir Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012. Diakses pada tanggal 24 November 2016.
Hardjosubroto, J. dan J.M. Astuti. 1993. Buku Pintar Peternakan. Jakarta: PT         Gramedia Widiasarana Indonesia.
Khairdin. 2012. Jenis-jenis Sapi Potong di Indonesia. http://epetani.deptan.go.id/blog/jenis-jenis-sapi-potong-di-indonesia-4037. Diakses pada tanggal 11/12/2016
Makkar, H.P.S. 2012.Perspective for increasing nutrient use efficiency in dairy goat production. Proceed: 1st Asia dairy Goat Conference. Eds: Rasesee Abdullah. Kuala Lumpur, Malaysia.
Ngadiyononono. 2007. Beternak Sapi. Citra ajipratama. Yogyakarta
Sastradipradja, D. 1990. Potensi Internal Sapi Bali Sebgai Salah SatuSumber Plasma Nutfah Untuk Menunjang Pembangunan Peternakan sapi Potong dan Ternak Kerja Secara Nasional. Proc. Seminar Nasional Sapi Bali. Universitas Udayana. Denpasar.
Sumarno, B.  Penuntun Hijauan Makanan Ternak. Jawa Tengah: Inspektorat/ Dinas Peternakan Jawa Tengah. 1998.
Suryana. A. 2000. Harapan dan Tantangan bagi Subsektor Peternakan dalam meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18– 19 September 2000. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 21 – 28.
Syamsuddin, Asgul. 1989 .IlmuTernakUnggas .Fakultas Peternakan Universitas Andalas . Padang
Urip santoso. 2013. Tantangan dan strategi agribisnis sapi potong.http ://agribisnis peternakan.wordpress.com/2013/04/15/tantangan-dan-strategi-agribisnis-sapi potong/. Diakses pada tanggal 1/11/2016.