KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur penulis ucapkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir
”Farm
Experience” dimana laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai pada mata kuliah Farm Experience dan
mata kuliah wajib di semester7. Shalawat beserta salam penulis hantarkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahilliyah ke alam
berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Ibu Sari Gando
Hidayati, S.Pt. M.P selaku Ketua Jurusan Peternakan
2.
Ibu Devi Dianti,
S.Pt. M.P selaku dosen pembimbing Farm
Experience
3.
Pimpinan CV. Andalas
Farm
4.
Pimpinan CV. Putra
Jaya Farm
5.
Seluruh pihak yang
telah membantu selama kegiatan Farm
Experience yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat nantinya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan waktu.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Padang,
Januari 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATAPENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................... 1
B. TujuanKegiatan.................................................................................. 3
C. ManfaatKegiatan............................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Ternak Sapi Potong......................................................................... 5
B.
Ternak
Unggas................................................................................. 16
BAB III. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Unit
Ternak Sapi Potong.................................................................. 29
BAB IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 35
B.
Saran................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada Program Studi Peternakan
Universitas Taman Siswa, pengalaman praktek kerja lapangan atau disebut juga
dengan Farm Experience sejak awal merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa dan merupakan bagian dari kurikulum yang pada saat ini perlu
dilakukan peningkatan, dalam rangka menunjang kemampuan profesi dalam
menghadapi tantangan dan persaingan dunia kerja. Pelaksanaan Farm Experience
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu Unit Ternak Ruminansia dan Ternak
Unggas
Meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani serta peningkatan
pendapatan secara langsung mengakibatkat meningkatnya permintaan akan
hasil-hasil peternakan sehingga menjadikan usaha peternakan sebagai salah satu
usaha yang menjanjikan untuk mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan jika
dikelola dengan baik. Seliruh hasil
peternakan seperti produksi daging, tenaga, air susu, kulit, tulang, tanduk dan
feses yang semuanya mempunyai nilai ekonomis. Meningkatnya kebutuhan manusia
akan protein hewani, khususnya berasal dari unggas, menyebabkan usaha ayam
broiler berkembang dangan pesat di masyarakat. Sampai saat ini usaha peternakan
ayam masih yang paling cepat dan efisien untuk menghasilkan bahan pangan hewani
yang bergizi. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan ayam broiler lebih cepat
dibanding komoditas ternak lainnya, serta penggunaan lahan yang tidak terlalu
luas.Ternak ruminansia merupakan salah satu jenis ternak yang mampu memberikan
kontribusi besar untuk kesejahteraan manusia melalui produksi air susu, daging
dan hasil ikutannya. Dalam produksi ternak, secara garis besar dibedakan atas
produksi ternak komersial dan produksi ternak bibit.Sejauh ini penggemukan
masih dilakukan secara sederhana oleh beberapa kelompok tani ternak.Minimnya
minat untuk menggembangkan usaha penggemukan menjadi persoalan tersendiri
pada usaha ini.
Hijauan makanan
ternak (HMT) merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi dunia
peternakan. Tanpa manajemen pakan yang baik, niscaya ternak ruminansia maupun
ternak unggas yang dipelihara akan merana, karena makanan yang diberikan ke
ternak tidak dapat tersedia secara tetap. Selain dari pemberian pakan yang baik
dan berkualitas, bidang peternakan akan berkembang dengan baik apabila didukung
oleh bibit ternak yang berasal dari bibit unggul serta manajemen pemeliharaan
yang baik dan tepat. Apabila salah satu faktor tersebut terabaikan maka dapat
mengakibatkan turunnya daya produktivitas dan kualitas ternak tersebut.
Sebagai calon sarjana peternakan
mahasiswa dituntut harus mempunyai kemampuan dalam bidang peternakan untuk
peningkatan sektor di bidang peternakan.Mahasiswa tidak hanya dibekali oleh
ilmu pengetahuan berdasarkan teori saja.Keterampilan dalam pengembangan
peternakan menjadi tanggung jawab tersendiri bagi mahasiswa.Oleh sebab itu,
selain teori mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan yang dinamakan dengan
farm experience di fakultas peternakan
dengan lokasi disesuaikan pada mahasiswa masing-masing.
B.
Tujuan
Kegiatan
Kegiatan Farm
ini bertujuan untuk :
1. Agar mahasiswa terbiasa dalam dunia
kerja, baik bekerja dalam ruangan ataupun ruangan.
2. Memberikan pengalaman dan
keterampilan kepada mahasiswa tentang praktek kerja lapangan diberbagai bidang
peternakan agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk menunjang keahliannya
3. Untuk lebih memahami cara
pengelolaan suatu usaha peternakan yang lebih intensif.
4. Agar mahasiswa mempunyai pengalaman
dan penguasaan praktis tentang pengelolaan usaha ternak.
5. Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami cara manajemen pemeliharaan ternak potong.
6. Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami cara manajemen pemeliharaan ternak ungags.
7. Mendapatkan ilmu yang praktis
dilapangan seperti mendapatkan cara pengobatan tradisional, menghilangkan
anggapan bahwa teori tidak selalu singkron dengan praktek, serta melatih
kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal untuk masa depan.
8. Untuk menerapkan dan menambah ilmu
pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.
C.
Manfaat
Kegiatan
Manfaat dari
kegiatan Farm ini adalah :
1. Memberikan
pengalaman dan kerja yang nyata dengan mengikuti cara perawatan suatu usaha peternakan.
2. Mahasiswa akan memiliki pengalaman
dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan penanganan
ternak
3. Mahasiswa
bisa mempraktekkan ilmu yang telah mereka dapat secara teori di bangku
perkuliahan.
4. Mahasiswa
dapat lebih memahami cara pengelolaan suatu usaha peternakan yang lebih
intensif dengan berpedoman pada ilmu yg didapatkan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Ternak Sapi Potong
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan
utama sebagai penghasil daging.Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe
pedaging. Adapun ciri-ciri umum sapi potong adalah tubuh besar, badan simetris
(berbentuk segi empat/balok), kualitas daging maksimum, laju pertumbuhan
cepat serta efisiensi pakan tinggi.
Usaha penggemukan sapi akhir-akhir ini semakin berkembang,
hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat maupun daerah yang
mengusahakan penggemukan sapi.Dewasa ini usaha penggemukan sapi sudah menyebar
ke beberapa daerah di luar Jawa, seperti Aceh, Lampung, Sulawesi, Bali, NTB dan
NTT.
Penggemukan
sapi dapat dilakukan secara perseorangan hingga skala usaha yang besar, namun
ada pula yang mengembangkan usahanya dalam bentuk kelompok dalam kandang yang
berkelompok pula (Siregar, 2006).
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah
memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak
sehari-hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas,
peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak
sapi potong
1. Sapi-sapi yang termasuk dalam
golongan sapi potong diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sapi Bali
Sapi
Bali merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestikasi dari banteng
(Bibos banteng). Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang
kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos javanicus, meskipun sapi bali
bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos indicus.
Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi
Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih
termasuk genus bos.Sapi bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan
hanya mengalami perubahan kecil dibandingkan dengan leluhur liarnya (Banteng).
Warna sapi betina dan anak atau muda biasanya coklat muda dengan garis hitam
tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan adalah coklat
ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan
sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi
akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada
bagian belakang paha (pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah (white
stocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir
atas. (Hardjosubroto dan Astuti, 1993)
b.
Sapi Peranakan Ongole (PO)
Pada
tahun 1930-an, pemerintah Hindia-Belanda dengan kebijakan di bidang pertenakan
yang disebut ongolisasi mengawinsilangkan sapi SO dengan sapi Jawa, untuk
memperbaiki ukuran dan bobot badan sehingga lahirlah sapi peranakan ongole
(PO).Sapi peranakan ongole memiliki bulu berwarna putih atau kelabu, bentuk
kepala pendek melengkung, telinga panjang menggantung, dan perut agak besar.
Pada sapi PO jantan, kadang dijumpai bercak-bercak berwarna hitam pada
lututnya, mata besar terang, dan dilingkari kulit berjarak sekitar 1 cm
dari mata berwarna hitam.
Ciri
khas yang membedakan sapi PO dengan sapi-sapi lainnya adalah ponok di
atas gumba, kaki panjang berurat kuat, serta ada gelambir menggelantung dari
bawah kepala, leher sampai perut. Saat dewasa, jantan PO bisa mencapai bobot
sekira 600 Kg dan yang betina rata-rata 450 Kg. Pertambahan bobot sapi PO
berkisar antara 0,4 - 0,8Kg/hari.
c.
Sapi Brahman.
Sapi
Brahman merupakan sapi yang berasal dari India, termasuk dalam Bos Indicus,
yang kemudian diekspor ke seluruh dunia.Jenis yang utama aalah Kankrej
(Guzerat), Nelore, Gir, dan Ongole.Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk besar
dan gelambir yang memanjang berlipat-lipat dari kepala ke dada.Memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi, daya tahan terhadap panas juga lebih baik dari
sapi.
d.
Ternak Sapi Pesisir
Sapi Pesisir merupakan salah
satu ruumpun sapi lokal Indonesiayang mempunyai sebaran asli geografis di
Provinsi Sumatera Barat, dan telah ditetapkan melalui keputusan Mentri
Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011. Sapi pesisir
mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh sapi bangsa lainnya dan merupakan
sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara
kelestariannya.
2.
Sistem Pemeliharaan.
Pemeliharaan persiapan
yang harus dilakukan sebelum memulai memelihara ternaksapi potong adalah
membersihkan kandang dengan desinfeksi.Demikian juga dalam penggunaan alat
harus memenuhi baik faktor higienis, keamanan ternak maupun efisiensi (Anonima,
2012). Induk yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi,
membutuhkan makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan vitamin. Induk
bunting harus dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak bunting dan pejantan.
1. Pemeliharaan Secara
Ekstensif
Pemeliharaan
sapi secara ekstensif biasanya terdapat di daerah-daerah yang mempunyai padang
rumput yang luas, seperti di Nusa tenggara, Sulawesi selatan, dan Aceh.
Sepanjang hari sapi digembalakan di padang penggembalaan, sedangkan pada malam
hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu yang diberi pagar,
disebut kandang terbuka.
2. Pemeliharaan Secara
Intensif
Pemeliharaan
secara intensif yaitu ternak dipelihara secara terus menerus di dalam kandang
sampai saat dipanen sehingga kandang mutlak harus ada.Seluruh kebutuhan sapi
disuplai oleh peternak, termasuk pakan dan minum. Aktivitas lain seperti
memandikan sapi juga dilakukan serta sanitasi dalam kandang.
3.Pemeliharaan Secara Semi Intensif
Pemeliharaan
sapi secara semi intensif merupakan perpaduan antara kedua cara pemeliharaan
secara ekstensif. Jadi, pada pemeliharaan sapi secara semi intensif ini harus
ada kandang dan tempat penggembalaan dimana sapi digembalakan pada siang hari
dan dikandangkan pada malam hari.
3. Perkandangan.
1) Syarat Kandang
Kandang merupakan
salah satu unsur penting dalam suatu usaha peternakan, terutama dalam
penggemukan ternak potong. Bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan
jaminan hidup yang sehat dan nyaman.Bangunan kandang diupayakan pertama-tama
untuk melindungi sapi terhadap gangguan dari luar yang merugikan, baik dari
sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin kencang.Selain itu,
kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam melakukan kegiatannya, baik
dari segi ekonomi maupun segi kemudahan dalam pelayanan.Kandang berfungsi
sebagai lokasi tempat pemberian pakan dan minum.
2)KontruksiKandang
Konstruksi
kandang harus kuat serta terbuat dari bahan- yang ekonomis dan mudah
diperoleh.Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan Iimbah
yang mudah dibersihkan.Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat
agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu,
kayu bulat tidak akanmelukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang
memiliki sudut tajam (Wello, 2011).
3)Tinggi Kandang
Kandang
di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai)
hendaknya dibangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah
pegunungan.Hal ini dimaksudkan agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih
bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup
sejuk (Wello, 2011).
4)Kerangka Kandang
Terbuat
dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan
kondisi yang ada.Pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi dan tujuan usaha (Wello, 2011).
5)Lantai Kandang
Lantai
kandang sebagai batas bangunan kandang bagian bawah, atau tempat berpijak dan
berbaring bagi sapi pada sepanjang waktu, maka pembuatan lantai kandang harus
benar-benar memenuhi syarat : rata, tidak licin, tidak mudah menjadi lembab,
tahan injakan, atau awet (Wello, 2011).
6)Tempat Pakan dan Air Minum
Bagian
kandang yang juga harus diperhatikan adalah tempat pakan dan air minum.
Tempat/bak pakan dapat dibuat dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm dan
dalamnya 30 cm untuk setiap ekor dewasa. Tempat pakan diperlukan untuk
efisiensi dan efektifitas pakan yang diberikan. Biaya pakan akan membengkak
jika pakan yang diberikan tidak habis dimakan ternak tetapi hanya berserakan
didalam maupun luar kandang.
4.
Tata Laksana Pengendalian Penyakit.
Penyakit
merupakan hal yang sangat merugikan dalam usaha ternak sapi potong, oleh karena
itu usaha pencegahan dan pengendalian penyakit sangat diperlukan agar sapi yang
dipelihara tetap sehat.Berikut ini adalah beberapa jenis
penyakit pada sapi perah dan sapi potong serta cara pengobatan dan
pencegahannya.
a. Penyakit
Anthrax
Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat
berbahaya dan dapat menular pada manusia.Biasanya kategori penyakit seperti ini
disebut zoonosis.Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus
Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan dan air minum.Selain
melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri antrax bisa masuk ke
dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan
atau luka pada sapi.Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar
biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri
ini.Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan
kelelahan, apalagi saat musim panas.Penyakit ini bisa menyerang semua sapi dari
berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada manusia.Bila sapi sudah terkena
antrax, sebaiknya manusia tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam
penanganannya.Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika
menghirup bulu sapi yang terserang).
Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut :
1. Sapi demam,
lemah dan mudah jatuh/ambruk
2. Radang pada
bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
3. Banyak
pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam(pada lubang hidung
dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
4. Nafas
tersengah – sengah
5. Pembengkakan
pada bagian bawah perut
6. Bila sudah
akut, sapi akan mati mendadak
Pencegahan
dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
1.
Vaksinasi spora avirulen secara
berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
2. Pengecekan,
pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
3. Jangan
memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
4. Jangan
sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
5. Jika sapi
sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G,
Oxytetracyclin, Streptomycin
6. Hewan yang
sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur
saja bila perlu bakar bangkainya.
b. Penyakit
Kuku Busuk
Seperti namanya, penyakit kuku busuk berkembang di
bagian kuku sapi.Sering disebut
sebagai penyakit Foot Rot (Pembusukan
kaki/kuku).Kuman fusiformis masuk ke dalam celah kuku sapi dan
berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin lama jika berada di
dalam kuku sapi.Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana kuku sapi terluka
akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya kuman masuk dan
berkembang pesat. Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang menjadi penyakit
yang melumpuhkan sel - sel di telapak kaki sapi hingga sapi tidak
dapat berjalan.
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kuku Busuk pada sapi :
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kuku Busuk pada sapi :
1.
Celah kuku dan tumit terlihat
membengkak
2.
Keluar cairan kuning dan berbau
busuk pada bagian kuku
3. Mengelupasnya
selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut
4. Sapi
terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan
Pencegahan
dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :
1.
Jaga
kebersihan kandang sehingga bakteri dan kuman sulit berkembang
2.
Sering periksa kebersihan kuku sapi
3. Jika sudah
terserang, segera rendam kaki yang terserang dengan larutan formalin sebanyak
10%
4. Untuk
pengobatan dengan suntik, usahakan kaki sapi tetap kering dan disuntikkan
larutan sulfat beserta antibiotik sesuai saran dokter hewan
c. Penyakit
Kembung Perut (Bloat)
Penyakit kembung perut disebabkan oleh macetnya
saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar dan bagian
perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi sebelah kiri,
apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyakit kembung perut yang
diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang
unik.Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan
dibagian dada seperti halnya manusia.Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung
sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung.Karena
kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar
kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya
rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak.Saat
sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang
memposisikan sapi mereka telentang.Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit
dengan lebih cepat.Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput -
rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak
diperlukan dan berikan presentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh
persen.
Ciri dan
Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada sapi:
1.
Perut bagian kiri membesar karena
gas tidak dapat keluar
2.
Pernafasan terganggu karena organ
pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
3. Gerakan
kurang lincah dan sering terjatuh
4. Dalam
kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati
Pencegahan
dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
1.
Jangan biasa memberikan pakan rumput
yang masih basah, terutama di pagi hari
2.
Kurangi prosentase pemberian
leguminose hijauan
3. Jerami
kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain
4. Usahakan
ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung
5. Cara
pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone
dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa
disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
6. Konsultasikan
pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat
B.
Ternak Unggas
Deskripsi Umum Ayam
Broiler
Broiler adalah ayam jantan atau
betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan berat tertentu
mempunyai pertumbuhan yang cepat, mempunyai dada yang lebar, timbunan lemak yang
baik atau ayam muda berumur 4-6
miggu mempunyai pertumbuhan yang cepat ikwal daging baik dan empuk serta berat
badan berkisar 1,5 – 2,5 kg.
1. Tahap
persiapan kandang
a. Pencucian
kandang
Kandang di cuci dengan detergen dan di bilas dengan air sampai bersih
dan kemudian kandang di semprot dengan formalin( 10 %). Kemudian lantai kandang
dikapur atau proses pengapuran kandang. Gunakan 10 kg kapur hidup dan 20 kg
amonium sulfat pada permukaan lantai seluas 100 meter 2. Tebarkan secara merata
kelantai kandang lalu semprot dengan 100 liter air pada permukaannya.Setelah
kandang bersih, tutup tirai kandang dengan semprot kandang dengan formalin 10
%.Masukkan liter yang sudah di desinfeksi (dosis 10 % formalin) dan sebar
merata ke seluruh bagian kandang.Liter yang di gunakan adalah serutan kayu 3 -5
kg/m2 dan ketebalan 5 – 8 cm.
b. Pencucian
peralatan kandang
Cuci peralatan kandang dengan
detren hingga bersih. Bilas dengan air desinfektan ( ucarsan, bromoquad atau
lodosept) kemudian di keringkan dan di simpan di tempat yang bersih.
c.Pemasangan
tirai
Pasang tirai luar dan tengah dan semprot kembali dengan farmalin (merata
kebagian atas sekam dan ruang kandang) dengan dosis 10 liter/ 90 liter air,
kemudian pasang sekat dan masukkan peralatan yang telah bersih ( tempat minum
dan feeder tray) serta pasang pemanas (lampu). Tiga hari sebelum DOC
masuk semprot kembali dengan formalin.
2. Periode Brooding
a. Manajemen Brooding
Terdapat dua sistem dasar yang di terapkan untuk
brooder pada broiler:
v Spot
(induk buatan setempat/ pemanasan setempat) di perlukan lingkaran atau sekat
pelindung anak ayam dengan tinggi 45 -50 cm untuk melindungi anak ayam dari
aliran udara dingin, serta anak ayam tetap dekat dengan pemanas, pakan dan
minum. Tempat 60 ekor anak ayam permeter2 pada hari pertama dan lebarkan area
secara bertahap. Untuk 500 ekor anak ayam gunakan brooder berbentuk lingkaran
dengan diameter 3,25 m.
v Wole
house brooding (induk buatan menyeluruh atau pemanasan seluruh kandang).
Kandang dapat di panaskan dengan sistim
pamanas lansung dan tidak lansung. Sistim pemanas tidak lansung biasanya
menggunakan gas atau minyak tanah dan menyemburkan udara panas kedalam kandang
pada satu titik. Penambahan kipas pada sistim di dalam kandang dapat di gunakan
untuk meningkatkan kwalitas udara dan temperature.
b. Tujuan Brooding
Untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat
bagi anak ayam, untuk pertumbuhan optimal.
c. Manajemen Penerimaan DOC
Harus ada komunikasi yang
baik antara hatchery, marceting DOC dan customer untuk menentukan jadwal
waktu pengiriman. Sebelum DOC masuk pakan dan air minum harus sudah
tersedia.Pada kasus pengiriman jarak jauh, sebelum ayam tiba di farm tambahkan
larutan elektrolit pada air yang didistribusikan pertama kali untuk mencegah
dihidrasi dan larutan gula 1%. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat DOC
datang :
Ø Cek
kondisi mobil pengangkut DOC meliputi: segel, kondisi kipas, surat jalan, dan
cek sampel DOC 10% dengan ditunggu dan
disaksikan oleh supir pengirim
Ø Cek
sampel dengan memperhatikan: jumlah DOC, DOC yang mati serta kondisi umum
DOC (lincah, diam atau cacat)
Ø Setelah
DOC di cek, harus segera di sebarke brooder masing-masing yang telah di
siapkan.
Ø Kesehatan
dan kualitas anak ayam
Perhatikan
anak ayam secara intensif selama
24 jam pertama untuk memastikan bahwa anak ayam tersebut cukup nyaman berada di
brooder. Perhatikan tingkah laku anak ayam dan pastikan kalau semua anak ayam
dapat dengan mudah menjangkau pakan dan air minum. Catat parameter performen
dan tetapkan target sehingga pelaksanaan manajemen yang tepat menjadi maksimal.
Penyebab utama kematian di minggu pertama adalah:
·
Temperatur brooding
terlalu tinggi atau rendah
·
Kurangnya distribusi
air dan tempat minum akan membuat ayam mengalami kesulitan dalam mendapatkan
air minum pada 24 jam pertama.
d. Manajemen Tirai
Pemasangan tirai harus sesuai
kebutuhan.Buka dan tutup tirai tergantung temperatur di dlm kandang.Cara buka
tirai dengan jalan dari atas kebawah hal ini untuk mencegah agar ayam tidak
terkena angin langsung. Tirai samping terbuka (bagian atas 0,2 – 0,3 m (dengan
melihat kondisi lingkungan. Penambahan tirai bagian dalam dianjurkan terutama
jika udara dingin.Jika anak ayam mulai panting di umur 2 -3 hari, maka buka
tirai bagian tengah.
3. Sistem Pemberian Pakan Dan Minum
a. Pemberian Pakan
1. Tempat pakan (feeder space) untuk anak ayam
0 – 2 hari 1feeder tray diameter
35 cm per 50 ekor ayam, 3 – 5 hari tambahan feeder tray dan
pan feeder, 6 – 14 hari tambah 1pan fedeer setiap 50 ekor anak ayam
Ø tempat
pakan mulai umur 3 hari dengan pan feeder dan setiap pelebaran di tambah (lihat
kondisi ayam)
Ø feedertray
pada umur 6 hari mula di keluarkan pada umur 9 hari semua sudah menggunakan
feeder tube.
Ø Umur
12 hari feeder tube sudah mulai diggantungkan pada 14 hari feder tube
sudah di gantungkan semua lihat kondisi ayam.
Ø Bibit
feder pan atau feeder tube harus sedikit lebih rendah dari pada tembolok ayam
jika ayam berdiri tegak.
b. Pemberian Air Minum
1. Ketinggian tempat
air minum untuk Broiler
Tempat air minum harus di cek
ketingiannya setiap hari dan disesuaikan agar tepi tempat air minum sejajar
dengan punggung ayam sejak hari ke 18 dan seterusnya.Ketinggian niplle
disesuaikan secara sentral menggunakan kerekan sehingga ayam dapat minum dengan
mendongakkan kepalanya 45 erjat terhadap nipple.
2. Level air minum
Ketinggian air minum sebaiknya 0,6 cm dibawah tutup
tempat minum sampai dengan 7-10 hari dan harus ada air di dasar tempat minum
dengan ketinggian 0,6 cm sejak hari ke 10 dan selanjutnya. Pengeluaran air dari
nipple minimal 80ml permenit dengan tekanan 30-40 cm water colum.
3. Kualitas air minum
Kualitas air sangat penting karena
ayam minum 1,6-2 kali dari jumlah pakan yang di konsumsinya. Lakukan analisis
terhadap air minum 2 kali setahun untuk memastikan bahwa air minum tersebut
mengandung mineral atau bahan organic dalam jumlah yang dapat diterima.
4. Konsumsi air minum
Pada temperatur normal, konsumsi
air minum ayam adalah 1,6 – 2,0 kali dari konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya
digunakan sebagai pedoman sehingga penyimpangan konsumsi air yang
berkaitan dengan kualitas pakan,temperature atau kesehatan ayam dapat segera
diketahui dan diperbaiki.
4. Program Pencahayaan
a. Kegiatan Pencahayaan
Pencahayaan berfungsi untuk
memaksimalkan berat
badan harian, pencahayaan dalam kandang harus merata ke seluruh bagian kandang.
Secara umum broiler tumbuh pada 23 jam penyinaran tiap hari. Penelitian telah
membuktikan bahwa penyinaran kurang dari 23 jam dapat memberikan keuntungan.
Untuk anak ayam diberikan cahaya terang sebesar 20 lux. Setelah 1 mingu intensitas
cahaya dikurangi secara bertahap menjadi 5 – 10 lux.
5. Intensitas Cahaya
a. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan secara trdisional hanya
ada 1 sistem yaitu pencahayaan secara terus menerus,yang telah diterapkan
oleh peternak broiler. Hal ini dilaksanakan untuk memaksimalkan pertambahan
berat badan harian.Periode gelap yang singkat digunakan agar ayam erbiasa
dengan kegelapan kandang pada saat litrik padam.Intensitas cahaya sebaiknya
diturukan secara bertahap semenjak dari hari ke 7 dari 20 lux menjadi 10
lux.Oleh karena itu intensitas cahaya harus merata keseluruh kandang.
6. Seleksi Ayam
a. Pelaksanaan Seleksi
Pelaksanaan seleksi ayam sebaiknya dilakukan
semenjak peerimaan DOC dan dapat dilakukan saat vaksinasi. Ayam yang diseleksi
meliputi:
Ø
Ayam yang dehidrasi
Ø
Pantat atau pusarnya
basah
Ø
Ayam yang kerdil,lemah
atau cacat
Ayam hasil seleksi ini ditempatkan dalam brooder
tertentu, berikan pemanas,vitamin,pakan dan minum yang cukup.
7. Stres Panas
Stress akibat panas dapat
menurunkan performans ayam. Kisaran temperatur netral untuk ayam menurun dari
> 30 derajat C (86derajat F) pada waktu menetas sampai sekitar 24 derajar C
(75 derajat F) pada umur 4 minggu.Respon alami ayam dalam menghadapi sters
panas adalah mengurangi konsumsi pakan sebagai upaya untuk menurunkan produksi
panas tubuhnya. Peningkatan konsumsi pakan selama stress panas yang akan
dapat meningkatkan tingkat kematian,sehngga untuk mencegah hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
a. Ayam
dipuasakan
Interval puasa lebih dari 6 – 8 jam sebelum
terjadinya awal stress panas, kemudian terjadi lagi stress panas selama 6 jam
sehingga puasanya menjadi 12 jam masih dapat ditolelir.
b. Pemberian vitamin dan elektrolit sangat di
anjurkan. Vitamin diberikan 6 jam sebelum stress panas terjadi.
8. Ventilasi
Pergerakan udara dapat meningkatkan
pengeluaran panas dalam kandang dengan caa konduksi da evaporasi. Evektivitas
pergerakan udara dalam andang tergantung kepada umur ayam dan sirkulasi
yang ditempatkan untuk meningkatkankecepatan angin sesuai dengan level yang
dibutuhkan oleh ayam.Cara menciptakan pergerakan udara dalam kandang dapat
dibagi menjadi 2 tipe:
Ø Kipas
sirkulasi untuk kandang tipe terbuka
Ø Ventilasi
system tunnel untuk kandang tertutup
Kipas dengan ukuran 36” dan berkapasitas
10.000 cm dapat menimbulkan pergerakan udara dalam area seluas 5X15 m.
ventilasi tunnel merupakan metode terbaik untuk menjaga agar ayam tetap dingin
di musim panas,tetapi hal ini hanya efektif jika di desain dan diatur secara
benar. Ventilsi tunnel bertujuan agar panas di dalam kandang dapat keluar dari
kandang dengan menggunakan kecepatan angin dalam kandang sebesar 400-500
ft/menit.Pergantian udara terjadi satu kali tiap satu menit atau kurang.Efek
wind-chill yang disebabkan oleh udara yang berkecepatan tinggi dapat menurunkan
temperature efektif sebesar 10-120F.
9. Biosekuriti
1. Pencegahan penyebaran penyakit
melalui manusia
Membatasi orang dan kendaraan yang masuk ke lokasi
kandang.Masuk ke lokasi kandang harus di semprot dengan desinfentan. Siapkan celup
kaki dan celup tangan di kandang (air an desinfektan). Lakukan juga
penyemprotan terhadap kendaraan yang keluar masuk kandang.
2. Pencegahan penyakit melalui ayam
Segera keluarkan ayam yang mati dari dalam kandang
setiap hari. Jika ada ayam yang menunjukan gejala sakit segera isolasi ke
kandang isolasi.
3. Pencegahan penyakit melalui
peralatan
System all-in all-out akan membantu pencegahan
penyebaran penyakit dari ayam tua ke ayam muda .peternak harus membiasakan
pembersihan dan desinfeksi kandang serta peralatan kandang untuk mengurangi
mikroorganisme pathogen hingga level minimum.
4. Pencegahan penyakit melalui vector
Vector penyebab penyakit seperti rodensia,burung
liar,serangga,parasit internal dan eksternal harus diberantas.
10. Vaksinasi
Perhatikan penyakit-penyakit
yang paling banyak menimbulkan masalah
pada musim-musim yang berbeda dalam satu tahun. Hitung secara periodic dan
kuantitatif penyakit-penyakit yang menyerang ayam.Gunakan vaksin dengan
frekuensi minimal pada pemeliharan broiler dan evaluasi programnya secara
teratur.
a.
Reaksi vaksinasi
Vaksinasi
|
reaksi setelah
|
Infectious
|
5 – 7 hari
|
Newcastle disease
|
5 – 7 hari
|
b.
Penyesuaian program vaksinasi
Vaksinasi yang tepat dan benar
dapat mencegah penyakit. Untuk menghindari terjadinya reaksi post vaksinasi
pada saluran pernapasan yang keras ataupun komplikasi yang kuat setelah
pelaksanaan vaksinasi,maka kita harus mengetahui penyebab terjadinya reaksi pasca
vaksinasi yang kuat tersebut,yakni antara lain:
Ø Kesalahan
teknik vaksinasi
Ø Rendahnya
antibody dari induk (maternal antibody)
Ø Salah
dalam memilih strain vaksin
Ø Terlalu
banyak dilakukan vaksinasi
11. Ransum
Ransum adalah makanan yang terdiri
dari satu atau lebih bahan-bahan makanan yang diberikan kepada ayam untuk
kebutuhan sehari semalam. Sedangkan bahan makanan adalah segala sesuatu
yang dapat dimakan hewan dalam bentuk yang dapat dicerna seluruhnya atau
sebagian dari padanya dengan tidak mengganggu kesehatan hewan yang bersangkutan
12. Penyakit
Selama pemeliharaan berlangsung mulai kondisi ayam
petelur dalam keadaan baik dan sehat. Penyakit yang sering menyerang ayam
adalah sebagai berikut:
1. Penyakit dari protozoa
Ø Coccidiosis
Disebabkan oleh jasad renik bernama Coccidium, yang
menyerang alat pencernaan, usus halus, dan usus buntu. Penularannya lewat
makanan,carrier, alat makan dan minum. Gejalanya anak ayam lesu, bulu kasar dan
sayap menggantung, mata sering dipejamkan, tak suka makan, ayam dewasa pucat,
kurus, nafsu makan kurang, produksi merosot.Pencegahan dengan sanitasi, serta
memisahkan ayam-ayam yang sakit, serta memberikan obat anti coccidiosisi
seperti Noxal, TM 10, Dodecal, dll. Pengobatan dengan pemberian Tetra chlorine
capsule ke mulut, menyuntikkan Sulfa Strong.
2. Disebabkan oleh bakteri
Ø Pullorum (berak kapur)
Disebabkan oleh bakteri Salmonella Pullorum, melalui
carrier, kontak langsung, alat kandang.Gejalanya ayam mencret, berlendir
bercampur putih, lesu, haus, merasa kedinginan, mata tertutup, sayap
terkulai. Pencegahan dengan sanitasi yang baik, memisahkan ayam yang
sakit. Pengobatan dengan Noxal, Sul-Q-Nox, Sulfa Strong Injeksi.
3. Disebabkan oleh virus
Ø ND (New Castle Disease)
Penyakit ini disebut juga dengan tetelo, menyerang
sistem pernafasan dimana jadi cepat dan sulut, badan lemah, suhu badan
naik.Pada bentuk velogenik kematian bisa mencapai 100%, mesogenik
50%.Pengobatannya belum ada, satu-satunya jalan ialah pencegahan dengan
melakukan vaksinasi yang ketat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Unit TernakSapi Potong
1.
Waktu dan Tempat Farm Experience
Pelaksanaan kegiatan Farm Experience
unit Sapi Penggemukan
dilaksanakan pada tanggal 19
September –13 Oktober2016
di CV.Andalas Jl.Kampung Kalawi no 106 RT 001/ RW 006 Kel.Lubuk Lintah
Kec.Kuranji.
2.
Sejarah Berdirinya CV.Andalas Farm
CV.Andalas
Farm berawal dari usaha sampingan yang dilakukan orang tua dari Bapak Ikhsan
Mubarak dari tahun 1990 bermodalkan 2 ekor sapi saja, namun pada tahun 2000
mengalami kebangkrutan. Tahun 2002 dimulai kembali usaha ternak skala kecil
dengan jumlah sapi sekitar 5 ekor saja hingga tahun 2005. Bapak Ikhsan Mubarak
lulus dari Fakultas Peternakan Unand tahun 2005 langsung mengambil alih usaha
peternakan yang dirintis orang tua beliau untuk dikelola lebih serius. Bentuk
keseriusan dalam usaha peternakan maka didirikan CV.Andalas Farm pada tahun
2012.Dengan bermodalkan pinjaman Bank usaha yang dikembangkan sebagai jual beli
sapi qurban mulai berkembang pesat hingga jumlah sapi sebanyak 150 ekor pada
saat hari raya qurban dan pada hari biasa hanya memelihara sekitar 5-10 ekor
sapi saja.
3.
Bibit
Jumlah ternak yang
dipelihara adalah 11 Ekor 2 anak, 2 pejantan dan 7Induk.
Jenis ternak yang dipelihara yaitu sapi
6 ekor sapi Simental, 3
ekor sapi Brahman, dan sapi 2 ekor sapi Limosin.
4.
Pakan
Pemberian
konsentrat sebanyak 3kg untuk sapi dewasa dan 1,5 – 2 kg untuk sapi muda yang
diberikan 1 jam sebelum pemberian hijauan dengan frekuensi pemberiannya dua kali sehari yaitu
pagi dan sore hari.Konsentrat
terdiri dari sagu,ampas
tahu,
ampas tempe, dan molases. Perbandingan konsetrat sagu : ampas tahu : ampas
tempe yaitu 2:1:1. Hijauan (rumput gajah/rumput lapangan / batang jagung) diberikan siang dan sore
hari.
5.
Tatalaksana
Pembersihan
kandang dilakukan setiap pagi dan sore menggunakan sekop, gerobak, dan sapu
lidi.
6.
Penyakit
Kasus penyakit yang didapat
1.
Caplak
Caplak sapi adalah jenis caplak
berkulit keras yang dianggap paling penting dalam dunia pertenakan sapi.Karena
telah mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi peternakan sapi.Dalam
keadaan tidak menghisap darah caplak ini berukuran hanya sebesar biji mentimun
dan berwarna coklat.Alat penghisap terletak di ujung yang berfungsi untuk
menempel dan menghisap darah.Caplak sapi betina dapat mengembang 10-12 kali
dari ukuran aslinya sesudah menghisap darah.
Caplak sapi terkenal sebagai caplak
satu induk yang berarti larva, nimfa, dapat di jumpai pada satu induk semang.
Setelah kenyang menghisap darah akan menjatuhkan diri dari induk semang untuk
bertelur. Telurnya sejumlah 3000-5000 butir yang di keluarkan sedikit demi
sedikit setiap harinya. Dalam keadaan kelembaban tinggi dan suhu yang memadai
telur akan menetas dalam waktu sekitar 14 hari. Larva yang berkaki 3 pasang
segera naik ke daun-daun rumput untuk menunggu kesempatan menempel pada induk
semang.Bila tidak cepat mendapat induk semang yang baru larva dapat menahan
lapar untuk berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan. Setelah berhasil
mendapatkan induk semang dan menghisap darahnya, larva akan melepaskan diri
dari induk semang untuk berganti kulit menjadi nimfa. Proses ini di ulangi lagi
oleh nimfa untuk menjadi dewasa.
Akibat dari serangan caplak sapi,
sapi mendapat banyak gangguan.Gangguan yang paling ringan berupa rasa gatal
pada kulit yang menyebabkan sapi terus menggosok-gosok badanya sehingga dapat
menimbulkan luka pada kulit. Serangan caplak dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan sapi menderita anemia, sehingga produksi daging ataupun susu akan
terganggu. Lebih para lagi caplak sapi juga menyebarkan penyakit protozoa pada
induk semangnya seperti Babesia bigemina.
Pada sapi-sapi yang terawat baik, ganguan
caplak sapi segera dapt diatasi.Pada industri peternakan besar.Cara-cara yang
telah dilakukan untuk mengatasi gangguan caplak sapi adalah dengan
penyemprotan, merendam badan sapi dalam larutan insektisida dan melarang ternak
di gembalakan untuk beberapa waktuagar terhindar dari bahaya infestasi baru di
lapangan.
7.
Pemasaran
Pemasaran
sapi di peternakan CV.Andalas Farm lebih banyak dilakukan saat menjelang
lebaran Idul Adha yang membutuhkan banyak pasokan sapi qurban. CV.Andalas Farm
menjadi pemasok no 2 terbesar se- Kota Padang ssebagai pemasok sapi qurban
setelah CV.Nusa Fauna di Kec.Lubuk Kilangan. Selain itu pada hari-hari biasanya
CV.Andalas Farm juga bekerjasama dengan tukang potong hewan yang ada di wilayah
terdekat kandang sebagai pemasok sapi potong.
B.
Unit Ternak Unggas
1.
Waktu dan Tempat Farm Experience
Pelaksanaan kegiatan
Farm Experience unit ternak unggas (Ayam)dilaksanakan dari tanggal 14 November
– 3 Desember 2016 di CV. Putra Jaya Farm Jl. Lintas Sumatera, Kec.Koto Baru,
Kab.Dharmasraya
2.
Sejarah Berdirinya CV.Putra Jaya Farm
CV.Putra Jaya Farm
telah berdiri sejak Oktober 2012
didirikan oleh Bapak Jacky Aulia dan telah bermitra
dengan beberapa perusahaan besar dibidang peternakan seperti PT.King Abadi
Payakumbuh kemudian beralih pada PT.Keong
Mas Adi Satwa. Namun, karena terjadinya
hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam kerja sama maka terjadi pergantian
dalam kerjasama perusahaan dan saat ini CV.Putra Jaya Farm bekerjasama dengan
PT.Super Unggas Jaya.
3.
Bibit
Jumlah ternak ±9500 ekor ayam broiler
dari PT.Super Unggas Jaya.
4.
Pakan
Pakan yang diberikan sudah ditentukan
oleh PT. CJ Feed Medan yang bekerjasama dengan pihak CV.Putra Jaya
Farm.Komposisi dari pakan yang diberikan yaitu jagung, dedak, gluten jagung,
polard, tepung ikan, tepung daging dan tulang, bungkil kedelai, bungkil biji-bijian,
minyak, calcium fosfat, methionin, lysine, vitamin dam mineral.
5.
Tatalaksana
Pemberian minum ( dicampur dengan
Vitamin/Jamu ) ternak ayam.
Pencucian tempat minum ( setiap hari ).
Frekuensi pemberian pakan dua kali
sehari yaitu pagi 07.00 wib dan sore hari 16.00 wib dan air minum diberikan secara adlibitum.
6.
Penyakit
Untuk pencegahan penyakit
terjadi di kandang vaksin yang diberikan berupa vaksin
Newcastle disease (ND)
dan Avian influenza (AI) pada usia berkisar 4 – 6 hari yang
dilakukan oleh petugas dari perusahaan.
7.
Pemasaran
Pemasaran hasil produksi ternak
sepenuhnya diberikan kepada PT.Super Unggas Jaya yang bermitra dengan pihak
CV.Putra Jaya Farm sesuai dengan
kontrak yang telah dibuat sebelum proses pemasukan ternak DOC setiap
periodenya.
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan Farm
Experience di CV. Andalas Farm dan CV.
Putra Jaya Farm adalah
pemberian pakan seharusnya di berikan secara yang teratur dan disiplin serta
kebersihan kandang sangat mempengaruhi produktivitas serta kenyaman dari ternak
- ternak tersebut.Kebesihan kandang
adalah hal yang terpenting dalam manajemen pemeliharaan, karena di
sana bisa kita lihat hasil dari ternak selama kita memeliharanya. Agar dapat menjaga kesehatan ternak, Lokasi kandang harus strategis dan jauh dari pemukiman penduduk.
Untuk menghasilkan produk peternakan dengan kualitas
yang baik, diperlukan sinergisme dari semua aspek pendukungnya.Aspek-aspek
tersebut adalah aspek bibit,
pakan, obat-obatan, vaksin,
peralatan kandang dan manajemen yang baik. Oleh
sebab itu,
maka perlumeningkatkan
kualitas dari setiap aspek pendukung keberhasilan peternakan untuk memperoleh
hasil yang optimal.
B.
Saran
Setelah melakukan Farm Experience maka
dapat disarankan bahwa :
1. Sebaiknya lebih memperhatikan kondisi kandang sehingga
layak digunakan untuk beternak.
2. Ditingkatkannya manajemen pemeliharaan ternaksehingga produktivitas
ternak dapat ditingkatkan.
3. Ditingkatkannya manajemen kesehatan ternak sehingga
ternak yang sakit dapat diselamatkan.
4. Selalu tersedia pakan untuk ternak setiap hari dan
dipastikan ketersediaanya sebelum pakan habis total.
DAFTAR
PUSTAKA
AAK. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. 1983.
Anonim. Perusahaan
Buli Berdikari. http://buliberdikari2009.com/. 2009. Diakses pada tanggal 20 april 2016.
Anonimus. 2004. Pengembangan Sistem Manajemen Breeding Sapi Bali. Laporan Akhir Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012. Diakses pada tanggal 24 November 2016.
Hardjosubroto,
J. dan J.M. Astuti. 1993. Buku Pintar Peternakan. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Khairdin. 2012. Jenis-jenis Sapi Potong di
Indonesia. http://epetani.deptan.go.id/blog/jenis-jenis-sapi-potong-di-indonesia-4037.
Diakses pada tanggal 11/12/2016
Makkar, H.P.S. 2012.Perspective for increasing
nutrient use efficiency in dairy goat production. Proceed: 1st Asia dairy Goat
Conference. Eds: Rasesee Abdullah. Kuala Lumpur, Malaysia.
Ngadiyononono.
2007. Beternak Sapi. Citra ajipratama. Yogyakarta
Sastradipradja,
D. 1990. Potensi Internal Sapi Bali Sebgai Salah SatuSumber Plasma Nutfah Untuk Menunjang Pembangunan Peternakan sapi Potong dan Ternak Kerja Secara Nasional. Proc. Seminar Nasional Sapi Bali. Universitas Udayana. Denpasar.
Sumarno, B. Penuntun Hijauan Makanan Ternak.
Jawa Tengah: Inspektorat/ Dinas Peternakan Jawa Tengah. 1998.
Suryana.
A. 2000. Harapan dan Tantangan bagi Subsektor Peternakan dalam meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18– 19 September
2000. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 21 – 28.
Syamsuddin, Asgul. 1989 .IlmuTernakUnggas .Fakultas Peternakan Universitas Andalas . Padang
Urip
santoso. 2013. Tantangan dan strategi agribisnis sapi potong.http ://agribisnis peternakan.wordpress.com/2013/04/15/tantangan-dan-strategi-agribisnis-sapi
potong/. Diakses pada tanggal 1/11/2016.